
MANSEL– Ketua Dewan Adat Suku Ransiki (DAS) Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Yusup Kawey, turut menyikapi cuitan soal mahasiswa FKIP Mansel tidur di lantai oleh beberapa akun Facebook.
Konten foto yang sempat viral itu, menurutnya merupakan bukti oknum mahasiswa tersebut tidak mau berusaha dan hanya mengharapkan bantuan pemerintah.
“Terus terang, saya sangat kecewa. Sebagai mahasiswa seharusnya tidak melakukan tindakan tidak terpuji seperti ini. Apa yang disampaikan yang bersangkutan telah menunjukan bahwa dia hanya ingin enaknya saja dan tidak mau berusaha serta terus dimanjakan oleh pemerintah,” tegasnya saat dimintai tanggapannya, Rabu (12/2/2020).
Dia lebih lanjut mengatakan, jika ada aksi demo untuk menuntut hal itu, sebaiknya pulangkan mereka ke rumahnya masing-masing.
“Kabupaten ini baru dimekarkan dan pemerintah sudah berbaik hati membuka perguruan tinggi di Mansel agar sumber daya kita tersedia. Tetapi kalau mentalnya enak seperti itu, saya ragukan ke depannya dia sendiri tidak akan bangun Mansel, malah akan merusak Mansel yang sudah kita bangun dengan susah payah saat ini,” tegasnya lagi.
Dia juga dengan tegas mengatakan, jika menuntut terlalu banyak kepada pemerintah dan maunya mental enak, sebaiknya tidak usah diterima di Mansel.
“Jujur kami sangat kecewa, jika mereka demo maka kami akan pimpin massa di sini dan usir mereka untuk pulang. Saya pikir saya tidak usah komentar banyak,” tutupnya.
Sementara itu salah satu guru senior/pensiun guru, Bernad Insyur turut memberikan komentar atas ulah beberapa oknum mahasiswa tersebut.
Ia menilai oknum mahasiswa yang membagikan informasi merugikan tersebut sebenarnya tidak cocok kuliah mengambil ilmu keguruan yang kelak akan menjadi guru, menjadi teladan di masyarakat.
“Memang sangat disayangkan, para mahasiswa yang kuliah di FKIP Unipa atas ulah mereka. Seharusnya mereka paham baik dan berkaca dari kami guru-guru senior. Sebagai guru di Papua harus siap mental.
Ia mengatakan calon guru harus punya tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah, karena setelah lulus kelak akan diterjukan ke daerah-daerah Papua yang rata-rata masih terisolir.
“Kami genarasi pada masa lalu itu setelah tamat pendidikan kami sendiri bikin rumah, sendiri bikin kebun, bangun sekolah sendiri. Kumpul anak-anak sendiri untuk ikut pendidikan, itu ciri dan karakter orang di Papua. Sehingga sangat-sangat disayangkan sekali, kalau mahasiswa yang mulai dididik untuk jadi pendidik dan bermental seperti itu, mau enaknya saja. Belajarlah dari pada guru-guru tua ini.
Kalau demikian ada mahasiswa seperti itu silahkan istirahat kuliah saja, karena mereka tidak cocok jadi guru. Saya tegaskan sekali lagi mahasiswa seperti itu tidak cocok jadi seorang guru,” tegasnya lagi.[MDR/R1]