
MANSEL- Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, di depan para warga Mansel yang melakukan aksi demo damai ke Bupati akibat lambannya pencairan dana kampung sebagai dampak dari adanya pandemi covid 19, menegaskan, pemimpin harus siap dikritik, terutama dalam masa sulit saat ini.
“Sebagai Bupati, kritik itu saya rasa hal yang wajar dan masyarakat pun berhak menyampaikan kritik itu. Sebagai pemimpin, kita harus siap terima. Kalau kamu marah saya dan bicara saya itu wajar. Sapa suru mau jadi bupati,” celetuk Bupati Waran yang mencairkan suasana, hingga pecah gelak tawa dari sejumlah pendemo di halaman pendopo kantor Bupati Manse, Selasa (26/5).
Dia mengatakan, contoh ini harus juga diikuti oleh para kepala kampung, yang kebetulan saat itu sejumlah kepala kampung, aparat kampung dan puluhan warganya ikut dalam aksi demo di kantor Bupati Mansel untuk pertanyakan pencairan dana kampung 2020.
“Begitu juga, kalau masyarakat marah kalian, jangan kamu balik marah, itu wajar. Dengar ini apa yang saya bicara ini, jangan pegang parang lalu balik marah baru mau hajar balik warga lagi, itu jangan! Wajar sebagai pemimpin kita harus siap terima, sapa suru kau mau jadi kepala kampung juga. Sama juga dengan saya sebagai bupati harus terima itu semua,” disambut ketawa para pendemo di tengah teriknya mentari siang kota Ransiki.
“Kalau tidak mau diributkan oleh masyarakat, lebih baik duduk diam. Jangan jadi bupati, jangan jadi kepala kampung,” timpal Bupati sambil senyum.
Ucapan bupati barusan itu, membuat sejumlah pendemo tertawa kuat sambil menahan perut.[MDR/R1]