
PENTUL,RANSIKI-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Manokwari Selatan (Mansel) menegaskan, pihaknya tetap memprioritaskan produk pertanian lokal guna mencukupi kebutuhan warganya.
Sehingga, kebijakan impor beras oleh pemerintah pusat, tidak berdampak buruk bagi petani di daerah yang dihuni sekira 42 ribu jiwa tersebut.
Sekretaris DPKP Mansel Frans Meokbun mengatakan, itu merupakan prioritas utama Pemkab Mansel untuk lebih memperhatikan petani lokal Mansel.
“Kita berdayakan duluh petani lokal yang ada di sini. Kita harus jamin pasar mereka, agar kemudian tidak tertekan dengan beras impor. Tapi pastinya dari pemerintah pusat sudah membaca dan menimbang sebelum memutuskan harus impor beras. Tapi untuk kita di Mansel sini tidak berdampak sama sekali,” tuturnya, Selasa (23/3/2021).
Bahkan menurut dia, pada saat penyaluran beras ke masyarakat akibat pandemi Covid-19, Pemkab Mansel tetap memprioritaskan beras lokal.
“Kemarin ada pembagian beras ke masyarakat, kita beli di Distrik Oransbari. Itu kebijakan Pak Bupati untuk mengutamakan petani kita di sini. Terus masih ada juga stok gabah petani. Saya tidak tahu berapa banyak (stok gabah) tapi itu kita akan manfaatkan untuk tercukupinya pangan daerah,” ungkapnya.
Menurut dia, selain membutuhkan bantuan selama proses menanam hingga panen, petani juga harus diberi jaminan setelah panen dilaksanakan.
“Jadi ada subsidi pupuk juga. Tapi yang lebih harus diperhatikan, bagaimana setelah panen. Jangan sampai kita bantu di awal, tapi pas panen, tidak ada pasarnya,” ucap Frans.
Dia kemudian mengimbau, para petani di Mansel agar tetap fokus dalam menjalankan profesi sebagai petani, dan tidak perlu khawatir terkait pasar beras pasca panen.
“Kita pasti akan terus mengutamakan beras lokal,” tegasnya.(REDAKSI)