
Bupati Markus Waran.
PENTUL,MANSEL-Lagi, coklat Ransiki dilirik dunia. Kali ini, investor dari Jepang, pemilik saham dari Ezaki Glico tertarik bekerjasama dengan Koperasi Eybersut Ransiki untuk kembangkan hasil Kakao Mansel.
Produsen asal Jepang yang juga salah satu pemain besar coklat di Asia, yang salah satu perusahaannya memproduksi snack coklat Pocky tersebut terkesima dengan kualitas kakao Mansel yang dinilai memiliki kualitas dan keunikan tersendiri.
Hal tersebut diungkapkan penterjemah dari Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) , Ibnu.
“Kita bawa calon investor untuk lihat-lihat pengelolaan coklat di sini. Kami bawa Pak Richard dari Glico Jepang, yang bergerak di snack Jepang salah satu produknya itu Pocky. Tadi sudah lihat-lihat juga pengolahan coklat sampai dengan laporan keuangan Pabrik Coklat Mansel,” tuturnya, Kamis (17/6/2021).
Kata Ibnu, utusan Ezaki Glico sangat terkesima setelah melihat langsung pengolahan coklat Mansel.
“Dia cukup puas dengan yang dia lihat. Gambaran dan situasi nanti akan dilaporkan ke kantor pusat,” ujarnya.
Sementara itu tempat terpisaterpisah, Bupati Mansel Markus Waran membenarkan, perusahaan asal negeri Sakura tersebut minta untuk mengelola 100 hektare lahan di Mansel.
“100 hektare itu mendahului, hasilnya itu akan dikirim ke Jepang. Secara bertahap mereka akan investasi di sini. Perwakilan dari Jepang sudah sampaikan itu,” jelas Waran.
Dijelaskan Waran, Pemda Mansel kemudian memberikan beberapa syarat kepada investor asal Jepang tersebut bila ingin menanam saham di Mansel untuk mengelola perkebunan kakao.
“Dengan catatan, mereka harus bekerjasama dengan Pabrik Kakao, dan beberapa investor lokal yang ada,” kata Waran.
Lanjut Waran, dengan hadirnya investor dari luar, akan membawa dampak positif bagi petani kakao di Mansel.
“Ini bagus, sehingga petani tidak menjual ke tengkulak yang membeli di bawah harga. Sehingga petani bisa mendapat pendapatan yang layak. Tadi kita juga sudah tinjau lapangan. Jangka panjang nanti mereka akan ambil coklat kering langsung dengan cargo dari Bandara Abreso. Itu jangka panjangnya. Donatur juga ada yang dari Inggris dan Jepang,” terangnya.(REDAKSI)